Beralih ke Distro Linux

wallpaper debian 12

Beberapa hari ini saya sedang sedikit sibuk bereksperimen yaitu update distro linux yang saya pakai. Sebelumnya saya memakai distro linux Lite dan ingin beralih ke distro linux lainnya. Linux Lite ini terbilang distro linux yang stabil dan cocok untuk perangkat komputer jadul.

Sebelum kita lanjut pembahasannya, sudahkan teman-teman tahu apa itu Linux? Distro Linux? dan istilah lainnya dalam dunia per-Linux-an? Jika belum mungkin di lain waktu saya jelaskan sedikit dalam beberapa artikel yang saya beri tag opensources. Intinya distro linux itu sebutan untuk varian dari OS linux sebagaimana varian windows XP dari OS Windows.

Spesifikasi komputer

Komputer atau lebih tepatnya netbook yang saya pakai ini adalah versi jadul keluaran tahun 2013an yaitu ASUS X200CA. Berikut spesifikasi singkat dari netbook laptop yang saya punya ini:

Prosesor: Intel Celeron 1007U (@M Cache, 1,50 GHz)

Memory: 2 GB DDR3 onboard

Hardisk: 500 GB (ini saya ganti dengan SSD 128 GB)

Wifi: 802.11b/g/n

Monitor: 11,6" WXGA LED 1366 x 768 megapixel

Dimensi: 30 x 20 x 2,10 cm

Berat: 1,2 kg

Warna: Putih

OS: DOS

Saya mengganti Harddisk menjadi SSD supaya laptop tidak terasa lemot dikarenakan memory 2 GB model onboard yang tidak bisa di-upgrade. Sistem operasi yang masih DOS inilah yang membat saya memasang Linux daripada menggunakan Windows tapi bajakan.

Dari spesifikasi komputer saya itu sudah jelas masuk kategori laptop "kentang" yang jika dipasang windows 10 pasti macet. Laptop jadul ini adalah laptop pertama yang saya beli dengan uang sendiri dari hasil menang lelang barang di kantor tempat saya bekerja. hehehe

Linux Lite

Sebenarnya sebelum saya menggunakan Linux Lite ini saya sudah mencoba beralih ke banyak distro linux seperti ubuntu, debian, lubuntu, mx linux, linux mint, fedora, kali linux, MX Linux dan akhirnya memakai linux lite. Dari banyak distro di atas selain linux lite yang sempat dicoba lama hanya debian, MX Linux dan linux mint. Kenapa? karena 2 distro ini yang saya rasa bisa dipakai untuk komputer jadul saya tanpa hambatan.

Linux lite ini bisa berjalan cukup lancar di laptop saya selama hampir 1 tahun namun lama kelamaan saya merasa semakin di update semakin berat. Kemudian saya mencoba untuk fresh install yaitu dengan mengunduh versi terbaru dan melakukan install ulang. Namun hasinya tetap sama terasa berat. Hal inilah yang membuat saya tiba-tiba kembali rindu dengan Debian. Karena debian cukup stabil dan tutorialnya bayak di internet. Selain itu debian merupakan salah satu induk dari sangat banyak distro linux di dunia ini. Jadi dengna pertimbangan ini maka saya berasumsi bahwa sang induklah yang terbaik.

MX Linux

Sempat saya mencoba install MX Linux dengan versi Fluxbox yang sangat ringan jauh lebih ringan dari Linux Lite namaun saya segera hapus kembali karena cukup repot apabila nanti menemui kendala dan saya agak susah untuk mencari tutorialnya. MX Linux ini adalah perpaduan antara debian dan antiX sehingga syntax dan tata caranya agak berbeda. Hal ini yang membuat saya agak ragu untuk memilihnya sebagai OS Daily use .

Debian

Ini dia Pelabuhan pertama dan terakhir saya hingga saat ini. Distro Linux debian yang sangat stabil dengan bermacam-macam desktop environment-nya. Karena laptop saya jadul maka saya memilih mengunakan DE (Desktop Environment) LXQT yang walaupun tidak seringan fluxbos milik MX Linux tapi lebih ringan dari XFCE milik Linux Lite.

Awalnya saya mengalami beberapa kendala yang membuat saya ragu untuk memakai debian ini, beberapa kendalanya adalah:

Username is not in the Sudoers file

Hal ini terjadi saat saya akan memasang aplikasi melalui terminal (command prompt), namun segera teratasi setelah menemukan banyak informasi di internet.

Wifi hilang/tidak bisa mendeteksi perangkat pemancar

Ini yang membuat saya berkali-kali mengulang proses instalasi karena saya pikir ada hal yang terlewat. Bahkan saya sempat beralih ke distro linux Lubuntu (ubuntu versi LXQT) namun sama saja di Lubuntu pun demikian. Hingga akhirnya saya sempat menyerah dan memakai Linux Lite lagi. Namun karena hati mengganjal saya kembali mencoba pasang debian LXQT dengan mengunduh versi debian LXQT secara langsung namun hasilnya tetap sama. Saya menyerah dan memasang MX Linux.

Sempat nyaman dengan MX Linux tetapi saya merasa penasaran dengan debian versi 12 (terbaru) ini. Hingga saya pasang kembali namun ditengah proses instalasi mengalami galat saat proses install grub-loader. Waduh apa-apaan ini, saya heran padahal file yang saya pake adalah file yang sama denan hari kemarin.

Saya mencoba mencari tutorial di Youtube tentang masalah koneksi wifi yang bermasalah setelah memasang debian 12 ini. Sambil mencari saya memasang kembali debian versi 12 ini namun dengan cara live CD tiak saya pasang melalui bootable. Dan setelah selesai saya kaget baru mau mencoba tutorial ternyata wifi tidak hilang setelah beberapa kali saya restart untuk memastikannya.

Alhamdulillah akhirnya saya bisa beralih dan memakai debian kembali setelah beberapa tahun tidak memakai distro ini. Kemudian saya mulai mengkonfigurasi laptop ini dengan menghaus firefox (peramban bawaan) saya ganti dengan Google Chrome (karena email dan blog ada yang memakai google) dan memasang telegram desktop.

Dan tulisan ini diketik menggunakan laptop jadul dengan debian 12 terpasang di dalamnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak